Alat
pengaman atau pelindung adalah suatu alat yang berfungsi melindungi atau
mengamankan suatu sistem penyaluran tenaga listrik dengan cara membatasi
tegangan lebih (over voltage) atau arus lebih (over current) yang
mengalir pada sistem tersebut, dan mengalirkannya ke tanah (ground).
Dengan demikian alat pengaman harus dapat menahan tegangan sistem agar
kontinuitas pelayanan ke pusat beban (load center) tidak terganggu
hingga waktu yang tidak terbatas. Dan harus dapat melalukan atau mengalirkan
arus lebih dengan tidak merusak alat pengaman dan peralatan jaringan yang lain.
Oleh karena itu fungsi alat pengaman adalah :
- melindungi sistem terhadap kondisi beban lebih (over load) dan hubung singkat (chort circuit).
- melindungi sistem terhadap gangguan fisik dari luar terutama untuk saluran udara (overhead line). Misalnya karena sambaran petir, sambaran induksi awan bermuatan listrik dan sebagainya.
- mengisolir bagian sistem yang terkena gangguan.
- melindungi public/personal terhadap adanya jaringan tegangan tinggi, terutama pada tempat-tempat yang padat penduduknya atau tempattempat dimana jaringan listrik melintasi jalan lalu lintas umum.
- Mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
- Mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
- Mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak melebar pada sistem yang lebih luas.
- Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi kepada konsumen.
- Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.
- Menjaga kestabilan sistem tenaga
- Menghindari hilangnya keuntungan perusahaan
Untuk
meningkatkan keandalan jaringan distribusi tenaga listrik, cara terbaik adalah
dengan jalan merencanakan sistem isolasi yang cukup tahan terhadap tegangan
lebih dan mengkoordinasikan alat-alat pengaman yang mempunyai keandalan tinggi
terhadap bahaya elektris. Koordinasi pengaman ini dinyatakan dalam bentuk
langkah-langkah yang diambil untuk menghindarkan gangguan pada sistem
penyaluran tenaga listrik dengan jalan membatasi gangguan-gangguan karena
tegangan lebih atau arus lebih, sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada
peralatan jaringan.
Dalam
upaya menanggulangi terhadap bahaya tegangan lebih atau arus lebih, maka
persyaratan yang diperlukan bagi alat pengaman yang baik adalah :
- Dapat melepaskan tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung singkat (short circuit) terhadap sistem.
- Dapat memutuskan arus lebih atau arus susulan dalam waktu yang cepat.
- Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang tinggi, dalam arti nilai perlindungan antara tegangan lebih maksimum yang diperbolehkan pada saat pelepasan dengan tegangan maksimum system yang dapat dipertahankan sesudah terjadi pelepasan.
- Mempunyai kepekaan (sensitivity) yang tinggi pada saat operasi.
- Harus dapat bekerja dalam waktu singkat.
Oleh
karena itu kontinuitas penyaluran tenaga listrik banyak tergantung pada
kualitas sistem jaringan distribusi itu sendiri, Makin komplek konfigurasi
jaringan distribusi (seperti bentuk network atau mesh) makin banyak peralatan
yang digunakan.
1.
Alat Pengaman Celah
- Alat Pengaman Celah Batang (rod gap)
Alat
pengaman celah batang (rod gap) merupakan alat pengaman paling sederhana,
yang terdiri dari dua batang logam dengan penampang tertentu. Batang logam
bagian atas diletakkan di puncak isolator jenis pos (post type insulator) dihubungkan
dengan kawat penghantar jaringan distribusi, sedangkan batang logam bagian
bawah diletakkan pada bagian dasar isolator jenis pos yang langsung berhubungan
dengan ground. Jarak celah kedua batang logam tersebut disesuaikan dengan
tegangan percikan untuk suatu bentuk gelombang tegangan tertentu. Pada tabel di
bawah ini memperlihatkan panjang celah yang diizinkan pada suatu tegangan
sisitem

Gambar
1
Bentuk
Pengaman Celah Batang (Rod Gap)
Keuntungan
alat pengaman celah batang ini selain bentuknya sederhana, juga mudah dibuat
dan kuat konstruksinya. Sedangkan kelemahan dari celah batang ini, bila terjadi
percikan bunga api akibat tegangan lebih maka bunga api yang ditimbulkan pada
celah akan tetap ada walaupun tegangan lebih sudah tidak ada lagi. Untuk
memadamkan percikan bunga api yang ditimbulkan, dapat dilakukan dengan memutus
jaringan tersebut dengan menggunakan saklar pemutus udara (air break switch).
Saat gelombang pendek, tegangan gagalnya akan naik lebih tinggi dari pada
isolasi yang akan dilindunginya, sehingga diperlukan celah yang sempit untuk
gelombang yang curam. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 86 di atas.
- Alat Pengaman Tanduk Api (arcing horn)
Seperti
halnya alat pengaman celah batang, alat pengaman tanduk api ini diletakkan
dikedua ujung isolator gantung (suspension insulator) atau isolator
batang panjang (long rod insulator). Tanduk api dipasang pada
ujung kawat penghantar dan ujung isolator yang berhubungan langsung dengan
ground (tanah) yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga busur api tidak akan
mengenai isolator saat terjadi loncatan api. Jarak antara tanduk atas dan bawah
diatur sekitar 75-85 % dari panjang isolator keseluruhan.Tegangan loncatan api
untuk isolator gandengan dengan tanduk api ditentukan oleh jarak tanduk
tersebut. Untuk jelasnya lihat gambar di bawah ini.
Gambar
2
Pengaman
Tanduk Api (Arcing Horn)
- Alat Pengaman Celah Sekring (fuse rod gap)
Alat
pengaman celah sekring ini merupakan gabungan antara celah batang (rod gap) dengan
sekring yang dihubungkan secara seri. Penggabungan ini digunakan untuk
menginterupsikan arus susulan (power follow current) yang diakibatkan
oleh percikan api. Oleh sebab itu celah sekring mempunyai karakteristik yang
sama dengan celah batang, dan alat ini dapat menghindarkan adanya pemutusan
jaringan sebagai akibat percikan, serta memerlukan penggantian dan perawatan
sekring yang telah dipakai. Kecuali itu agar supaya penggunaannya efektif harus
diperhatikan juga koordinasi antara waktu leleh sekring dengan waktu kerja rele
pengaman.
- Alat Pengaman Celah Kontrol (control gap)
Alat
pengaman celah kontrol terdiri dari dua buah celah yang diatur sedemikian rupa,
sehingga karakteristiknya mendekati celah bola ditinjau dari segi lengkung
volt-waktunya yang mempunyai karakteristik lebih baik dari celah batang. Celah
control ini dapat dipakai bersama atau tanpa sekring; meskipun alat ini dapat
dipakai sebagai perlindungan cadangan atau sekunder, dan dianggap sekelas
dengan celah batang.
- Alat Pengaman Celah Tanduk (horn gap)
Alat
pengaman ini terbuat dari dua buah batang besi yang masing-masing diletakkan
diatas isolator. Celah yang dibuat oleh kedua batang besi itu, satu batang
dihubungkan langsung dengan kawat penghantar jaringan sedangkan yang lainnya
dihubungkan dengan sebuah resistor yang langsung terhubung ke ground (tanah).
Celah tanduk ini biasanya bekerja pada saat terjadi tegangan loncatan api pada
celahnya. Ketika tegangan surja mencapai 150 – 200 % dari tegangan nominal
jaringan, maka akan terjadi pelepasan langsung pada celah dan langsung
diteruskan ke ground melalui resistor.
Fungsi
dari celah tanduk ini untuk pemutus busur api yang terjadi pada saat tegangan
lebih. Busur api cenderung naik akibat panas yang terlalu tinggi, juga
disebabkan peristiwa arus loop sebesar mungkin pada sisi lain membuat tembus
rangkaian magnit maksimum. Hanya celah tanduk sebagai arrester jauh dari
memuaskan yang seringkali busur api yang tak perlu. Pengaman ini tidak cukup
karena dapat dibandingkan dari nilai pelepasan yang rendah resistor. Dan ini
tidak selalu menahan secara dinamis busur api yang mengikuti pelepasan
peralihan (transient discharge). Akibatnya salah satu pada keadaan tetap tanduk
ground atau dibinasakan oleh celah. Oleh sebab itu celah tanduk arrester
sekarang hampir tidak diapakai lagi sebagai alat pengaman petir.
2.
Alat Pengaman Tabung Pelindung (protector tube)
Alat
pengaman tabung pelindung ini terdiri dari : (1) tanduk api (arcing horn) yang
dipasang di bawah kawat penghantar, yang terhubung dengan tabung fiber. (2)
Tabung fiber yang terdiri dari elektroda atas yang berhubungan dengan tanduk
api dan elektroda bawah yang berhubungan langsung dengan tanah (ground).
Apabila tegangan petir mengalir ke kawat penghantar, maka akan terjadi percikan
api antara kawat penghantar dengan tanduk api. Percikan api akan mengalir dari
elektroda atas ke elektroda bawah. Karena panas tabung fiber akan menguap
disekitar dindingnya, sehingga gas yang ditimbulkan akan menyembur ke percikan
apai dan memadamkannya.
Alat
pengaman tabung pelindung ini digunakan pada saluran transmisi untuk melindungi
isolator dan mengurangi besarnya tegangan surja yang mengalir pada kawat
penghantar. Selain itu digunakan juga pada gardu induk untuk melindungi
peralatan disconnect switches, ril bus, dan sebagainya.
Gambar
3
Pengaman
Tabung Pelindung (Protector Tube)
3.
Alat Pengaman Lightning Arrester
Lightning
arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan dan peralatannya
terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi karena sambaran petir (flash
over) dan karena surja hubung (switching surge) di suatu
jaringan. Lightning arrester ini memberi kesempatan yang lebih besar terhadap
tegangan lebih abnormal untuk dilewatkan ke tanah sebelum alat pengaman ini
merusak peralatan jaringan seperti tansformator dan isolator. Oleh karena itu
lightning arrester merupakan alat yang peka terhadap tegangan, maka pemakaiannya
harus disesuaikan dengan tegangan sistem.
Arrester
petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system
tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini
berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi
surja tegangan lebih yang dating dan mengalirkannya ketanah. Disebabkan oleh
fungsinya, Arrester harus dapat menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu yang
terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami
kerusakan.
Arrester
berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang
mudah untuk dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan
lebih yang tinggi pada peralatan. Selain melindungi peralatan dari tegangan
lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih external, arrester juga melindungi
peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal seperti surja hubung,
selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu system
tenaga listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan
muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan
dalam gardu induk. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai
berikut :
a.
Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya(discharge
voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktupelepasan, harus cukup
rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut
juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan
disebut juga tegangan sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage
drop)
Jatuh
tegangan pada arrester = I x R
Dimana
I
= arus arrester maksimum (A)
R
= tahanan arrester (Ohm)
b.
Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti
semula. Batas dari tegangan system di mana arus susulan ini masih mungkin,
disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.
Pada
prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga
tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal
arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja arrester berlaku
sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah.
Setelah arus hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator. Pada
dasar arrester terdiri dari dua bagian yaitu : Sela api (spark gap) dan tahanan
kran (valve resistor). Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan bawah
dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan system maksimum dan oleh
tingkat isolasi peralatan yang dilindungi.
Untuk
penggunaan yang lebih khusus arrester mempunyai satu bahagian lagi yang disebut
dengan Tahanan katup dan system pengaturan atau pembagian tegangan (grading
system). Jika hanya melindungi isolasi terhadap bahaya kerusakan karena
gangguan dengan tidak memperdulikan akibatnya terhadap pelayanan, maka cukup
dipakai sela batang yang memungkinkan terjadinya percikan pada waktu tegangan
mencapai keadaan bahaya.
Dalam
hal ini, tegangan system bolak – balik akan tetap mempertahankan busur api
sampai pemutus bebannya dibuka. Dengan menyambung sela api ini dengan sebuah
tahanan, maka kemungkinan api dapat dipadamkan. Tetapi bila tahanannya
mempunyai harga tetap, maka jatuh tegangannya menjadi besar sekali sehingga
maksud untuk meniadakan tegangan lebih tidak terlaksana, dengan akibat bahwa
maksud melindungi isolasi pun gagal. Oleh sebab itu disrankan memakai tahanan
kran (valve resistor), yang mempunyai sifat khusus, yaitu tahanannya kecil
sekali bila tegangannya dan arusnya besar.
Proses
pengecilan tahanan berlangsung cepat yaitu selama tegangan lebih mencapai harga
puncak. Tegangan lebih dalam hal ini mengakibatkan penurunan drastis pada
tahanan sehingga jatuh tegangannya dibatasi meskipun arusnya besar. Bila
tegangan lebih habis dan tinggal tegangan normal, tahanannya naik lagi sehingga
arus susulannya dibatasi kira – kira 50 ampere. Arus susulan ini akhirnya
dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang
pertama sehingga alat ini bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari
sini didapatkan nama tahanan kran. Pada arrester modern pemadaman arus susulan
yang cukup besar (200–300 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet.
Dalam
hal ini, baik amplitude maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan
pemadaman dapat dilakukan sebelum tegangan system mencapai harga nol. Tegangan
dasar (rated voltage) yang dipakai pada lightning arrester adalah
tegangan maksimum sistem, dimana lightning arrester ini harus mempu-nyai
tegangan dasar maksimum tak melebihi tegangan dasar maksimum dari sistem, yang
disebut dengan tegangan dasar penuh atau lightning arrester 100 %.
Oleh
karena arrester dipakai untuk melindungi peralatan system tenaga listrik maka
perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik
dalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting
dalam pemakaiannya yaitu :
1.
Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui
2.
Mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limiting) bila
dilalui oleh berbagai macam arus petir. Sebagaimana diketahui bahwa arrester
adalah suatu peralatan tegangan yang menpunyai tegangan ratingnya. Maka
jelaslah bahwa arrester tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi rating
ini, baik pada keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu
menjalankan fungsingnya ia menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih
transiens 50 c/s. Karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah
harga yang dapat ditahan oleh terminal ketika melalukan arus – arus tertentu
dan harga ini berubah dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupun mulai
bekerja.
Batas
termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau
terjadi berulang – ulang tanpa menaikan suhunya. Meskipun kemampuan arrester
untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000 ampere, tetapi
kemampuannya untuk melalukan surja hubung terutama bila saluran menjadi panjang
dan berisi tenaga besar masih rendah. Maka agar supaya tekanan stress pada
isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system perlindungan tegangan lebih
perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah (saturated ground fault)
- Dapat memutuskan arus susulan.
- Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.
Jenis-jenis
pengaman Ligntning arrester:
a.
Lightning Arrester Jenis Oksida Film
b.
Lightning Arrester Jenis Thyrite
c.
Lightning Arrester Jenis Katup (Valve)
d.
Lightning Arrester Jenis Expulsion
- 4. Alat Pengaman Fuse Cut Out
Fuse
cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap
arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas
maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau
beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih
sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang
terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini
mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya
dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat. Apabila
diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga
buah.
Penggunaan
fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam jaringan distribusi.
Sebab fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang memiliki
penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang diperkenankan mengalir
di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini
didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity)
yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut.
Biasanya
bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak, kawat
tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahanbahan tersebut.
Mengingat kawat perak memiliki konduktivitas 60,6 mho/cm lebih tinggi dari
kawat tembaga, dan memiliki temperature 960° C, maka pada jaringan distribusi
banyak digunakan. Kawat perak ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang
diisi dengan pasir putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat
tersebut pada kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya. Jenis fuse cut out
ini utnuk jaringan distribusi dugunakan dengan saklar pemisah. Pada ujung atas
dihubungkan dengan kontak-kontak yang berupa pisau yang dapat dilepaskan.
Sedangkan pada ujung bawah dihubungkan dengan sebuah engsel. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar di bawah ini.
Gambar
102
Pengaman
Fuse Cut Out
Jika
arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak di dalam
tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat dihentikan. Pada
waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang
berada di dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di dalam porselin itu
kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang karena diredam oleh
pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan diserap oleh pasir
putih tersebut.
Apabila
kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu
itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan
terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang
berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan
distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung singkat. Umur dari
fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus yang melalui
fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut out lebih
pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan distribusi
hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih
kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out ini
biasanya ditempatkan sebagai pengaman tansformator distribusi, dan pengaman
pada cabangcabang saluran feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar